3. MEMAHAMI PENGAJARAN BAHASA
Konsep Teoritis: Language as Discourse Bahasa sebagai wacana (language as discourse) adalah konsep yang menekankan fungsi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk menciptakan dan memaknai interaksi sosial.
Aco Nasir
1/20/20253 min read
Konsep Teoritis: Language as Discourse
Bahasa sebagai wacana (language as discourse) adalah konsep yang menekankan fungsi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk menciptakan dan memaknai interaksi sosial. Dalam kajian ini, bahasa dipandang sebagai praktik sosial yang melibatkan penggunaan kata, frasa, atau teks dalam konteks tertentu untuk menghasilkan makna. Discourse, dalam pengertian ini, melampaui analisis kata dan struktur gramatikal; ia mencakup bagaimana bahasa digunakan untuk mengekspresikan ide, membangun identitas, dan mengonstruksi hubungan sosial.
Discourse: Pengertian dan Konteks
Menurut Fairclough (1992), wacana adalah cara bahasa digunakan untuk merepresentasikan, menata, dan mengatur makna dalam konteks tertentu. Wacana melibatkan hubungan antara teks, konteks sosial, dan struktur kekuasaan yang saling memengaruhi. Dalam pandangan ini, bahasa tidak hanya menjadi sarana komunikasi tetapi juga alat untuk mempertahankan atau menantang kekuasaan dalam masyarakat. Misalnya, penggunaan bahasa dalam media massa dapat membentuk opini publik tentang isu tertentu melalui pilihan kata dan struktur wacana yang digunakan.
Van Dijk (2009) menambahkan bahwa wacana bukan hanya tentang bentuk linguistik, tetapi juga mencakup konteks sosial yang lebih luas, seperti situasi, latar belakang budaya, dan tujuan komunikasi. Dengan kata lain, analisis wacana mencakup bagaimana makna dihasilkan dan diterima dalam interaksi sosial, termasuk hubungan antara pembicara, pendengar, dan audiens.
Komponen Language as Discourse
Dalam kajian wacana, bahasa dianalisis melalui beberapa komponen utama yang saling berkaitan.
Teks dan Konteks
Teks adalah unit dasar dalam analisis wacana, mencakup segala bentuk komunikasi bahasa, baik lisan maupun tulisan. Namun, teks tidak dapat dipahami tanpa mempertimbangkan konteksnya. Konteks mencakup semua faktor eksternal yang memengaruhi interpretasi teks, seperti latar belakang budaya, hubungan sosial, dan tujuan komunikasi (Gee, 2014). Sebagai contoh, kata "maaf" dalam sebuah percakapan dapat bermakna permintaan maaf tulus, ironi, atau ekspresi sopan, tergantung pada nada, situasi, dan hubungan antara pembicara dan pendengar.Kohesi dan Koherensi
Kohesi merujuk pada hubungan formal antar unsur dalam teks, seperti penggunaan kata ganti, konjungsi, atau pengulangan untuk menyatukan elemen-elemen teks. Sementara itu, koherensi merujuk pada bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk makna yang logis dan relevan dalam konteks tertentu (Halliday & Hasan, 1976). Dalam wacana, kohesi dan koherensi menjadi indikator utama apakah teks tersebut dapat dipahami dengan baik.Pragmatik
Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari bagaimana makna bahasa dipengaruhi oleh konteks penggunaannya. Dalam analisis wacana, pragmatik mencakup aspek seperti implikatur, presuposisi, dan tindak tutur (speech acts) yang membantu memahami makna di balik kata-kata yang diucapkan (Levinson, 1983). Misalnya, pernyataan “Bisa tolong tutup jendela?” secara literal adalah pertanyaan, tetapi dalam konteks tertentu, itu adalah permintaan.Ideologi dan Kekuasaan
Analisis wacana juga mencakup dimensi kritis yang mengeksplorasi hubungan antara bahasa, ideologi, dan kekuasaan. Fairclough (1992) menyatakan bahwa bahasa adalah sarana utama untuk membentuk ideologi dan mempertahankan struktur kekuasaan dalam masyarakat. Misalnya, dalam pidato politik, pemilihan kata tertentu dapat mencerminkan agenda ideologis tertentu atau upaya untuk memengaruhi audiens.
Fungsi Bahasa sebagai Wacana
Sebagai wacana, bahasa memiliki beberapa fungsi utama yang mencerminkan perannya dalam kehidupan sosial:
Membangun Identitas
Bahasa digunakan untuk membangun dan mengekspresikan identitas individu atau kelompok. Melalui pilihan kata, gaya bahasa, atau aksen, seseorang dapat menunjukkan afiliasi sosial, budaya, atau profesionalnya. Sebagai contoh, penggunaan bahasa daerah atau dialek tertentu dalam percakapan informal mencerminkan identitas etnis atau regional penutur.Membentuk Relasi Sosial
Bahasa adalah alat utama untuk membangun hubungan sosial. Dalam interaksi, penggunaan bentuk sapaan, nada bicara, atau pola komunikasi tertentu mencerminkan hubungan kekuasaan, tingkat formalitas, dan keakraban antara pembicara dan pendengar (Brown & Levinson, 1987).Mengonstruksi Realitas
Wacana berperan dalam mengonstruksi bagaimana realitas dipahami dan diinterpretasikan oleh masyarakat. Dalam media massa, misalnya, wacana tentang "krisis ekonomi" dapat membentuk persepsi publik terhadap situasi ekonomi nasional, tergantung pada cara informasi disajikan.
Language as Discourse dalam Pembelajaran
Dalam konteks pendidikan, konsep language as discourse memiliki implikasi signifikan. Guru dapat menggunakan pendekatan berbasis wacana untuk membantu siswa memahami bagaimana bahasa berfungsi dalam berbagai konteks sosial dan budaya. Misalnya, pembelajaran bahasa Inggris dapat mencakup analisis teks media, pidato, atau diskusi kelompok untuk mengajarkan siswa tentang kohesi, koherensi, dan penggunaan pragmatik dalam komunikasi.
Pendekatan ini juga relevan dalam pembelajaran bahasa kedua. Siswa dapat diajarkan untuk mengenali pola wacana yang berbeda antara bahasa ibu mereka dan bahasa target, sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dalam konteks lintas budaya.
Kesimpulan
Bahasa sebagai wacana adalah konsep yang menekankan fungsi bahasa sebagai praktik sosial yang melibatkan teks, konteks, dan interaksi sosial. Dalam analisis wacana, bahasa dipahami sebagai alat untuk membangun makna, identitas, dan relasi kekuasaan dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami bahwa bahasa tidak hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk membentuk dan memengaruhi dunia sosial.
Referensi
Brown, P., & Levinson, S. C. (1987). Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge University Press.
Fairclough, N. (1992). Discourse and Social Change. Polity Press.
Gee, J. P. (2014). An Introduction to Discourse Analysis: Theory and Method (4th ed.). Routledge.
Halliday, M. A. K., & Hasan, R. (1976). Cohesion in English. Longman.
Levinson, S. C. (1983). Pragmatics. Cambridge University Press.
Van Dijk, T. A. (2009). Society and Discourse: How Social Contexts Influence Text and Talk. Cambridge University Press.