2. MEMAHAMI PENGAJARAN BAHASA

Konsep Teoritis: Bahasa sebagai Sistem Bahasa adalah salah satu fenomena unik dalam kehidupan manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi, ekspresi, dan simbolisasi. Dalam studi linguistik, bahasa dipandang sebagai sistem, yaitu struktur yang terdiri atas elemen-elemen yang saling berkaitan dan berfungsi dalam kesatuan tertentu. .

Aco Nasir

1/20/20253 min read

Konsep Teoritis: Bahasa sebagai Sistem

Bahasa adalah salah satu fenomena unik dalam kehidupan manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi, ekspresi, dan simbolisasi. Dalam studi linguistik, bahasa dipandang sebagai sistem, yaitu struktur yang terdiri atas elemen-elemen yang saling berkaitan dan berfungsi dalam kesatuan tertentu. Sebagai sistem, bahasa memiliki aturan, pola, dan komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk menciptakan makna dan memungkinkan komunikasi berlangsung dengan efektif. Pandangan ini telah menjadi dasar dalam banyak kajian bahasa, mulai dari linguistik struktural hingga pragmatik modern.

Bahasa sebagai Sistem yang Terorganisasi

Bahasa sebagai sistem berarti bahwa bahasa tidak terdiri dari elemen-elemen yang berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dalam suatu tatanan yang terorganisasi. Saussure (1916), seorang pelopor linguistik modern, menjelaskan bahwa bahasa adalah sistem tanda (sign system) yang terdiri dari dua komponen utama: signifier (bentuk bunyi atau kata) dan signified (konsep atau makna). Hubungan antara keduanya bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan alami antara kata tertentu dengan objek yang diwakilinya, tetapi hubungan tersebut disepakati oleh komunitas pengguna bahasa.

Sebagai sistem, bahasa memiliki tingkatan-tingkatan hierarkis yang saling terhubung, mulai dari fonologi, morfologi, sintaksis, hingga semantik. Fonologi berfokus pada bunyi-bunyi bahasa dan aturan penggunaannya. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kombinasi bunyi "ng" dapat muncul di akhir kata seperti "orang," tetapi tidak di awal kata. Di tingkat morfologi, bahasa mempelajari struktur kata dan proses pembentukannya, seperti imbuhan "ber-" yang menunjukkan aktivitas atau keadaan tertentu, seperti dalam kata "berjalan." Sintaksis mengatur struktur kalimat, sementara semantik membahas makna yang terkandung dalam kata, frasa, atau kalimat tersebut.

Komponen-Komponen Sistem Bahasa

Menurut Halliday (1978), bahasa sebagai sistem memiliki tiga fungsi utama yang dikenal sebagai metafungsi bahasa, yaitu ideational, interpersonal, dan textual. Fungsi ideational memungkinkan pengguna bahasa untuk menyampaikan informasi atau ide, fungsi interpersonal berkaitan dengan hubungan sosial antara pembicara dan pendengar, sedangkan fungsi tekstual membantu menyusun informasi menjadi wacana yang koheren dan bermakna.

Komponen lain dari sistem bahasa adalah adanya aturan tata bahasa. Tata bahasa mencakup dua aspek utama: aturan preskriptif dan deskriptif. Aturan preskriptif adalah aturan formal yang mengatur bagaimana bahasa seharusnya digunakan, sedangkan aturan deskriptif menggambarkan bagaimana bahasa digunakan secara nyata dalam berbagai konteks (Yule, 2020). Kedua aspek ini penting dalam memahami fungsi dan dinamika bahasa sebagai sistem.

Sifat Dinamis dan Sistemik Bahasa

Bahasa sebagai sistem juga bersifat dinamis dan fleksibel. Bahasa terus berkembang dan berubah seiring waktu karena pengaruh budaya, sosial, dan teknologi. Sebagai contoh, kemajuan teknologi digital telah memperkenalkan banyak istilah baru ke dalam berbagai bahasa, seperti "streaming," "hashtag," atau "vlogging." Perubahan ini menunjukkan bahwa sistem bahasa tidak bersifat statis, tetapi mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan konteks masyarakat pengguna bahasa (Crystal, 2012).

Selain itu, bahasa sebagai sistem juga dipengaruhi oleh faktor sosiolinguistik. Variasi dalam bahasa, seperti dialek, idiolek, atau register, mencerminkan bagaimana elemen-elemen bahasa beradaptasi dengan latar belakang sosial, budaya, dan geografis penutur. Sebagai contoh, dalam konteks bahasa Indonesia, penggunaan kata "aku" dan "saya" mencerminkan perbedaan situasi formal dan informal, menunjukkan bagaimana sistem bahasa dapat menyesuaikan diri dengan konteks sosial.

Hubungan Antar Komponen dalam Sistem Bahasa

Salah satu ciri khas bahasa sebagai sistem adalah adanya hubungan yang saling mendukung antara berbagai komponennya. Misalnya, dalam pembentukan kalimat, elemen morfologi (seperti bentuk kata) dan sintaksis (seperti susunan kata) harus bekerja sama untuk menciptakan makna. Ketidaksesuaian dalam salah satu komponen dapat mengganggu kejelasan komunikasi.

Sebagai contoh, kalimat "Kucing itu melompat tinggi ke atas pohon" menunjukkan hubungan yang harmonis antara subjek (kucing), predikat (melompat), dan keterangan (tinggi, ke atas pohon). Namun, jika tata bahasanya diubah menjadi "Melompat pohon itu tinggi kucing," struktur kalimat menjadi tidak sesuai dengan aturan sintaksis, sehingga pesan menjadi tidak jelas. Hal ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara berbagai komponen dalam sistem bahasa.

Implikasi Bahasa sebagai Sistem dalam Pembelajaran

Pemahaman tentang bahasa sebagai sistem memiliki implikasi penting dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa. Pendekatan berbasis sistem memungkinkan pengajar untuk membantu siswa memahami bahwa bahasa bukan hanya sekumpulan kata atau frasa, tetapi juga aturan dan pola yang mendukung komunikasi. Misalnya, dalam pembelajaran tata bahasa, siswa diajarkan tentang pola kalimat dasar seperti "Subjek + Predikat + Objek," sehingga mereka dapat memahami cara membangun kalimat dengan benar.

Selain itu, pendekatan ini juga relevan dalam pembelajaran bahasa kedua. Dengan memahami sistem bahasa target, siswa dapat lebih mudah mengenali pola-pola yang berbeda dengan bahasa ibu mereka. Sebagai contoh, penutur bahasa Indonesia yang mempelajari bahasa Inggris perlu memahami perbedaan dalam pola sintaksis, seperti penggunaan "to be" dalam kalimat nominal yang tidak ada dalam bahasa Indonesia.

Kesimpulan

Bahasa sebagai sistem adalah konsep fundamental dalam studi linguistik yang menekankan bahwa bahasa terdiri dari elemen-elemen yang terorganisasi secara hierarkis dan saling berhubungan. Dengan sifatnya yang dinamis, fleksibel, dan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat, bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana ekspresi budaya dan identitas sosial. Pemahaman tentang bahasa sebagai sistem memiliki implikasi besar dalam berbagai bidang, terutama dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa.

Referensi

  • Crystal, D. (2012). Language and the Internet (2nd ed.). Cambridge University Press.

  • Halliday, M. A. K. (1978). Language as Social Semiotic: The Social Interpretation of Language and Meaning. Edward Arnold.

  • Saussure, F. de. (1916). Course in General Linguistics (Translated by Roy Harris, 1983). Open Court.

  • Yule, G. (2020). The Study of Language (7th ed.). Cambridge University Press.