Teori Pemerolehan Bahasa Pertama vs. Bahasa Kedua

Bahasa merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang memungkinkan komunikasi dan interaksi sosial. Pemerolehan bahasa dapat dibedakan menjadi dua kategori utama: pemerolehan bahasa pertama (First Language Acquisition, FLA) dan pemerolehan bahasa kedua (Second Language Acquisition, SLA).

Aco Nasir

2/4/20254 min read

white concrete building
white concrete building

Teori Pemerolehan Bahasa Pertama vs. Bahasa Kedua

Pendahuluan

Bahasa merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang memungkinkan komunikasi dan interaksi sosial. Pemerolehan bahasa dapat dibedakan menjadi dua kategori utama: pemerolehan bahasa pertama (First Language Acquisition, FLA) dan pemerolehan bahasa kedua (Second Language Acquisition, SLA). Kedua konsep ini memiliki perbedaan mendasar dalam hal proses, faktor yang memengaruhi, serta teori yang mendukung masing-masing jenis pemerolehan bahasa. Artikel ini akan membahas perbedaan antara pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua berdasarkan berbagai teori dan pendekatan yang telah dikembangkan oleh para ahli bahasa dan psikolog.

Pemerolehan Bahasa Pertama

Pemerolehan bahasa pertama merujuk pada proses alami di mana seorang individu memperoleh bahasa sejak masa bayi tanpa adanya pengajaran formal. Proses ini terjadi dalam lingkungan sosial yang mendukung, seperti keluarga dan masyarakat sekitar (Bloom, 2000). Berikut adalah beberapa teori utama dalam pemerolehan bahasa pertama:

1. Teori Nativisme Noam Chomsky (1965) mengemukakan teori nativisme yang menyatakan bahwa manusia memiliki perangkat bawaan untuk belajar bahasa, yang dikenal sebagai Language Acquisition Device (LAD). Menurut teori ini, anak-anak tidak memerlukan banyak paparan untuk dapat menguasai bahasa karena mereka sudah memiliki kemampuan bawaan untuk mengenali struktur bahasa.

2. Teori Behaviorisme B.F. Skinner (1957) berpendapat bahwa pemerolehan bahasa pertama terjadi melalui proses penguatan (reinforcement) dan peniruan (imitation). Anak-anak belajar bahasa dengan meniru ucapan orang dewasa dan mendapatkan penguatan positif ketika mereka menggunakan bahasa dengan benar.

3. Teori Konstruktivisme Jean Piaget (1952) mengusulkan bahwa pemerolehan bahasa pertama terkait erat dengan perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget, anak-anak memperoleh bahasa melalui interaksi mereka dengan dunia sekitar dan membangun pemahaman bahasa secara bertahap seiring dengan perkembangan intelektual mereka.

4. Teori Interaksionisme Lev Vygotsky (1978) menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pemerolehan bahasa pertama. Menurut teori ini, bahasa diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, terutama melalui percakapan dengan orang dewasa yang lebih mahir dalam berbahasa.

Pemerolehan Bahasa Kedua

Pemerolehan bahasa kedua mengacu pada proses di mana seseorang belajar bahasa tambahan setelah menguasai bahasa pertama mereka. Proses ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau melalui interaksi sosial dalam komunitas yang menggunakan bahasa kedua (Ellis, 1994). Berikut adalah beberapa teori utama dalam pemerolehan bahasa kedua:

1. Teori Hipotesis Monitor Stephen Krashen (1982) mengembangkan Monitor Model, yang mencakup lima hipotesis utama:

o Acquisition-Learning Hypothesis: Bahasa kedua dapat diperoleh melalui proses alami (pemerolehan) atau melalui pembelajaran formal.

o Monitor Hypothesis: Pembelajar menggunakan sistem pembelajaran mereka untuk memonitor dan mengoreksi produksi bahasa.

o Input Hypothesis: Pembelajaran bahasa kedua memerlukan input yang sedikit lebih tinggi dari tingkat kemampuan pembelajar saat ini (i+1).

o Affective Filter Hypothesis: Faktor emosional seperti motivasi, kepercayaan diri, dan kecemasan mempengaruhi efektivitas pembelajaran bahasa kedua.

o Natural Order Hypothesis: Struktur bahasa dipelajari dalam urutan tertentu yang cenderung universal.

2. Teori Interlanguage Larry Selinker (1972) mengusulkan konsep interlanguage, yaitu sistem bahasa sementara yang dikembangkan oleh pembelajar bahasa kedua. Interlanguage mencerminkan perpaduan antara bahasa pertama dan bahasa kedua serta mengalami perkembangan seiring dengan meningkatnya kompetensi bahasa pembelajar.

3. Teori Kognitif Berdasarkan teori ini, pemerolehan bahasa kedua melibatkan proses mental yang serupa dengan pembelajaran keterampilan lainnya. McLaughlin (1987) menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa kedua melalui dua tahap utama: pemrosesan awal yang memerlukan perhatian penuh (controlled processing) dan pemrosesan otomatis yang terjadi setelah latihan berulang.

4. Teori Sosial-Kultural Sama seperti dalam pemerolehan bahasa pertama, teori Vygotsky (1978) juga relevan dalam pemerolehan bahasa kedua. Faktor sosial dan interaksi memainkan peran penting dalam pengembangan kompetensi bahasa kedua, terutama melalui proses scaffolding di mana pembelajar mendapatkan bantuan dari orang yang lebih mahir dalam bahasa tersebut.

Perbedaan antara Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua

Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua:

Aspek

Pemerolehan Bahasa Pertama

Pemerolehan Bahasa Kedua

Usia

Biasanya terjadi sejak bayi hingga usia dini

Dapat terjadi pada usia berapa pun

Proses

Alami dan tidak memerlukan pembelajaran formal

Bisa melalui pembelajaran formal atau alami

Faktor Kognitif

Berkaitan erat dengan perkembangan kognitif

Memerlukan strategi belajar yang lebih kompleks

Motivasi

Terjadi secara otomatis sebagai bagian dari perkembangan

Dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pekerjaan atau pendidikan

Akses terhadap Input

Umumnya mendapatkan input yang konsisten dari lingkungan sekitar

Input dapat bervariasi tergantung pada lingkungan

Implikasi dalam Pengajaran Bahasa

Pemahaman mengenai perbedaan antara pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua memiliki implikasi penting dalam pengajaran bahasa. Guru bahasa harus memahami bahwa pembelajar bahasa kedua sering kali menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang memperoleh bahasa pertama mereka secara alami (Lightbown & Spada, 2013). Oleh karena itu, metode pengajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik pembelajar bahasa kedua, seperti memberikan input yang cukup, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, serta mempertimbangkan faktor psikologis seperti motivasi dan kecemasan.

Kesimpulan

Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal proses, faktor yang memengaruhi, serta teori yang mendasarinya. Sementara pemerolehan bahasa pertama terjadi secara alami dalam lingkungan sosial sejak dini, pemerolehan bahasa kedua lebih kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor kognitif, sosial, dan afektif. Dengan memahami berbagai teori yang mendukung kedua proses ini, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam pembelajaran bahasa.

Referensi

· Bloom, P. (2000). How children learn the meanings of words. MIT Press.

· Chomsky, N. (1965). Aspects of the Theory of Syntax. MIT Press.

· Ellis, R. (1994). The study of second language acquisition. Oxford University Press.

· Krashen, S. (1982). Principles and practice in second language acquisition. Pergamon.

· Larsen-Freeman, D., & Long, M. H. (1991). An introduction to second language acquisition research. Longman.

· Lightbown, P. M., & Spada, N. (2013). How languages are learned (4th ed.). Oxford University Press.

· McLaughlin, B. (1987). Theories of second language learning. Edward Arnold.

· Skinner, B. F. (1957). Verbal behavior. Appleton-Century-Crofts.

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.