Metode Berpusat pada Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Asing

Metode berpusat pada bahasa (Language-Centered Approach) dalam pembelajaran bahasa asing telah menjadi salah satu pendekatan yang penting dalam pendidikan bahasa. Pendekatan ini menekankan pada pengajaran yang fokus pada aspek bahasa itu sendiri, baik dalam hal teori bahasa, teori pembelajaran bahasa, teori pengajaran bahasa, maupun spesifikasi konten yang dipelajari.

Aco Nasir

1/22/20254 min read

a man riding a skateboard down the side of a ramp
a man riding a skateboard down the side of a ramp

Pendahuluan

Metode berpusat pada bahasa (Language-Centered Approach) dalam pembelajaran bahasa asing telah menjadi salah satu pendekatan yang penting dalam pendidikan bahasa. Pendekatan ini menekankan pada pengajaran yang fokus pada aspek bahasa itu sendiri, baik dalam hal teori bahasa, teori pembelajaran bahasa, teori pengajaran bahasa, maupun spesifikasi konten yang dipelajari. Dalam konteks pengajaran bahasa asing, metode ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbahasa peserta didik melalui penggunaan dan manipulasi bahasa secara aktif. Dengan memusatkan perhatian pada bahasa, baik dalam situasi komunikasi nyata maupun konteks pembelajaran yang terstruktur, pendekatan ini memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan keterampilan bahasa yang efektif.

5.1. Prinsip Teoritis

Pendekatan berpusat pada bahasa berlandaskan pada sejumlah teori yang menggambarkan bagaimana bahasa dipelajari dan diajarkan. Prinsip teoritis ini membentuk dasar dari prosedur pembelajaran yang diterapkan dalam kelas bahasa asing.

5.1.1. Teori Bahasa

Teori bahasa berperan penting dalam membentuk fondasi teori pembelajaran dan pengajaran bahasa. Salah satu teori bahasa yang sering dijadikan landasan adalah teori Chomsky tentang universal grammar. Menurut Chomsky (1965), semua manusia memiliki kapasitas bawaan untuk belajar bahasa, yang disebut dengan linguistic competence. Dalam konteks ini, bahasa bukan hanya sekedar alat komunikasi, tetapi juga merupakan struktur kognitif yang kompleks yang dipelajari oleh individu sepanjang hidup mereka. Pendekatan berpusat pada bahasa memanfaatkan teori ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi linguistik mereka melalui berbagai jenis input dan interaksi dalam bahasa target.

Selain itu, teori lain yang mendasari pendekatan ini adalah teori sosial-interaksional dari Vygotsky. Menurut Vygotsky (1978), pembelajaran bahasa terjadi secara optimal dalam konteks sosial dan interaksi. Melalui interaksi yang signifikan dengan penutur asli atau dengan teman sebaya, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan bahasa mereka dalam cara yang lebih alami dan efektif.

5.1.2. Teori Pembelajaran Bahasa

Teori pembelajaran bahasa berfokus pada cara individu memproses dan menyerap bahasa. Salah satu teori yang berpengaruh adalah teori pembelajaran koneksionisme yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin (1968). Mereka menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa terjadi melalui pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons, yang kemudian diperkuat melalui latihan dan pengulangan. Dalam metode berpusat pada bahasa, teori ini diterapkan melalui pemberian input yang berulang serta latihan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa target.

Selain itu, teori pembelajaran konstruktivisme, yang dipopulerkan oleh Piaget dan Vygotsky, juga memainkan peran penting. Teori ini menekankan pentingnya pengalaman belajar yang aktif, di mana peserta didik membangun pengetahuan bahasa mereka melalui interaksi dan refleksi terhadap pengalaman langsung. Dalam konteks ini, metode berpusat pada bahasa mengutamakan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran bahasa.

5.1.3. Teori Pengajaran Bahasa

Teori pengajaran bahasa berfokus pada bagaimana bahasa dapat diajarkan secara efektif. Pendekatan komunikatif atau Communicative Language Teaching (CLT), yang dikembangkan oleh Hymes (1972) dan Canale & Swain (1980), adalah salah satu teori pengajaran yang sangat mendukung pendekatan berpusat pada bahasa. CLT menekankan pentingnya komunikasi nyata dalam pembelajaran bahasa, di mana siswa tidak hanya belajar struktur bahasa secara terpisah, tetapi juga mempraktikkan keterampilan berbahasa dalam situasi yang mirip dengan kehidupan sehari-hari.

Selain CLT, teori pengajaran bahasa lainnya adalah Task-Based Language Teaching (TBLT), yang mengutamakan penggunaan tugas-tugas otentik dalam pembelajaran bahasa. Dengan memberikan siswa tugas-tugas yang memerlukan penggunaan bahasa target dalam konteks yang bermakna, TBLT membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasa mereka secara lebih holistik dan kontekstual (Ellis, 2003).

5.1.4. Spesifikasi Konten

Spesifikasi konten dalam pendekatan berpusat pada bahasa merujuk pada jenis materi atau bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, konten yang digunakan harus relevan dengan konteks kehidupan nyata siswa dan dapat merangsang interaksi yang signifikan. Bahan ajar dalam metode ini dapat mencakup teks autentik, percakapan sehari-hari, video, dan sumber daya lain yang memungkinkan siswa untuk terlibat dengan bahasa dalam cara yang nyata dan kontekstual. Penggunaan konten yang relevan ini bertujuan untuk memfasilitasi penguasaan bahasa yang lebih baik dan lebih mendalam.

5.2. Prosedur Kelas

Prosedur kelas dalam metode berpusat pada bahasa dirancang untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan bahasa secara aktif dan komunikatif. Dua komponen penting yang sering ditemukan dalam prosedur ini adalah modifikasi input dan aktivitas interaksional.

5.2.1. Modifikasi Input

Modifikasi input adalah penyesuaian materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh siswa tanpa mengurangi kompleksitasnya. Dalam konteks pembelajaran bahasa asing, ini berarti menyederhanakan bahasa yang digunakan oleh pengajar atau menggunakan bahasa yang lebih mudah diakses tanpa menghilangkan konteks asli atau makna yang ingin disampaikan. Dengan demikian, siswa tetap dapat belajar bahasa dalam konteks yang alami, meskipun level bahasa mereka mungkin masih terbatas (Krashen, 1985). Modifikasi input ini penting untuk memastikan bahwa siswa terpapar pada bahasa yang sedikit lebih tinggi dari tingkat kemampuan mereka saat ini, yang dikenal sebagai zona perkembangan proksimal (Vygotsky, 1978).

5.2.2. Aktivitas Interaksional

Aktivitas interaksional adalah kegiatan yang dirancang untuk merangsang komunikasi antara siswa dan pengajar atau antara sesama siswa. Aktivitas ini dapat berupa diskusi kelompok, peran bermain, atau tugas-tugas yang membutuhkan kolaborasi. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi penggunaan bahasa dalam konteks yang autentik, yang meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbahasa. Selain itu, aktivitas ini juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dalam menggunakan bahasa, seperti kemampuan untuk menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan merespons lawan bicara (Ellis, 2003).

5.3. Penilaian Kritis

Penilaian dalam pendekatan berpusat pada bahasa lebih bersifat formatif dan berfokus pada proses pembelajaran, bukan hanya hasil akhir. Penilaian ini mencakup observasi terhadap keterampilan bahasa siswa dalam konteks komunikasi nyata, bukan hanya tes tertulis atau lisan yang berfokus pada tata bahasa atau kosakata saja. Penilaian yang kritis dalam konteks ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk berinteraksi menggunakan bahasa target, memahami konteks sosial budaya dalam komunikasi, serta mengatasi masalah atau kesulitan yang muncul dalam penggunaan bahasa sehari-hari (Bachman, 1990).

5.4. Kesimpulan

Metode berpusat pada bahasa adalah pendekatan yang efektif dalam pengajaran bahasa asing, yang berfokus pada penggunaan bahasa itu sendiri dalam konteks yang bermakna dan interaktif. Melalui teori bahasa, pembelajaran bahasa, dan pengajaran bahasa yang mendalam, serta spesifikasi konten yang relevan, pendekatan ini memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan bahasa mereka secara aktif. Prosedur kelas yang meliputi modifikasi input dan aktivitas interaksional memungkinkan siswa untuk terlibat dengan bahasa dalam cara yang lebih alami dan autentik. Penilaian yang lebih kritis dan berbasis proses juga mendukung pengembangan bahasa siswa secara holistik. Secara keseluruhan, metode berpusat pada bahasa memberikan pendekatan yang komprehensif dan efektif dalam memfasilitasi pembelajaran bahasa asing.

Daftar Pustaka

Atkinson, R. C., & Shiffrin, R. M. (1968). Human memory: A proposed system and its control processes. The Psychology of Learning and Motivation, 2, 89-195.
Bachman, L. F. (1990). Fundamental considerations in language testing. Oxford University Press.
Canale, M., & Swain, M. (1980). Theoretical bases of communicative approaches to second language teaching and testing. Applied Linguistics, 1(1), 1-47.
Chomsky, N. (1965). Aspects of the theory of syntax. MIT Press.
Ellis, R. (2003). Task-based language learning and teaching. Oxford University Press.
Hymes, D. (1972). On communicative competence. In J. B. Pride & J. Holmes (Eds.), Sociolinguistics (pp. 269-293). Penguin.
Krashen, S. D. (1985). The input hypothesis: Issues and implications. Longman.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.