Cara Memilih Saham untuk Investasi Jangka Panjang
Investasi saham itu ibarat menanam pohon. Butuh kesabaran, perawatan yang tepat, dan pemilihan bibit yang bagus agar di masa depan bisa menikmati hasilnya. Kalau kamu ingin berinvestasi saham untuk jangka panjang, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar nggak salah pilih dan bisa mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, kita bahas cara memilih saham yang tepat untuk investasi jangka panjang dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami!
KEUANGAN
Aco Nasir
3/29/20253 min read
Cara Memilih Saham untuk Investasi Jangka Panjang
Investasi saham itu ibarat menanam pohon. Butuh kesabaran, perawatan yang tepat, dan pemilihan bibit yang bagus agar di masa depan bisa menikmati hasilnya. Kalau kamu ingin berinvestasi saham untuk jangka panjang, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar nggak salah pilih dan bisa mendapatkan keuntungan maksimal.
Yuk, kita bahas cara memilih saham yang tepat untuk investasi jangka panjang dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami!
1. Pahami Dulu Apa Itu Investasi Saham Jangka Panjang
Sebelum kita bahas cara memilih saham, kamu harus paham dulu konsep investasi jangka panjang. Ini bukan sekadar beli saham hari ini dan berharap bisa untung besar dalam sebulan. Investasi jangka panjang biasanya dilakukan dalam waktu 5 tahun atau lebih, dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan perusahaan yang stabil.
Kenapa investasi jangka panjang menarik?
· Minim stres dibanding trading harian yang harus terus memantau harga.
· Keuntungan lebih stabil, karena harga saham cenderung naik dalam jangka panjang.
· Manfaat compounding, terutama jika kamu reinvestasikan dividen.
Nah, kalau kamu sudah siap untuk investasi jangka panjang, mari kita lanjut ke langkah selanjutnya!
2. Pilih Saham dari Perusahaan yang Fundamentalnya Kuat
Dalam investasi jangka panjang, fundamental perusahaan adalah segalanya. Perusahaan yang punya bisnis solid, keuangan sehat, dan manajemen yang baik biasanya bisa terus tumbuh dalam jangka panjang.
Bagaimana cara menilai fundamental perusahaan?
· Lihat Laporan Keuangan: Perusahaan yang sehat biasanya punya pendapatan dan laba bersih yang terus meningkat setiap tahun.
· Perhatikan Utang Perusahaan: Jangan pilih perusahaan yang punya utang terlalu besar dibanding asetnya.
· Cek Return on Equity (ROE): ROE yang tinggi berarti perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang baik dari modalnya.
· Pastikan Arus Kas Positif: Perusahaan yang terus membakar uang tanpa menghasilkan keuntungan berisiko tinggi.
Contoh perusahaan dengan fundamental kuat biasanya adalah perusahaan di sektor perbankan, consumer goods, dan energi yang produknya selalu dibutuhkan masyarakat.
3. Pilih Perusahaan yang Punya Model Bisnis yang Jelas
Kamu harus memilih saham dari perusahaan yang model bisnisnya jelas dan bisa bertahan dalam jangka panjang. Hindari perusahaan yang bisnisnya nggak jelas atau terlalu bergantung pada tren sesaat.
Ciri-ciri perusahaan dengan model bisnis yang solid:
· Punya produk atau layanan yang dibutuhkan banyak orang.
· Mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
· Memiliki keunggulan kompetitif dibanding pesaingnya.
Contoh perusahaan yang model bisnisnya jelas dan kuat adalah Unilever (UNVR) yang produknya seperti sabun dan makanan selalu dibutuhkan, atau Bank BCA (BBCA) yang punya basis nasabah luas dan sistem perbankan yang kuat.
4. Cek Riwayat Kinerja Sahamnya
Sebelum membeli saham, cek dulu bagaimana kinerja saham tersebut dalam 5-10 tahun terakhir. Saham yang bagus biasanya punya tren kenaikan harga dalam jangka panjang.
Cara mengeceknya:
· Gunakan aplikasi atau website investasi seperti RTI Business, Stockbit, atau Investing.com.
· Bandingkan harga sahamnya dari tahun ke tahun.
· Cek apakah perusahaan rajin membagikan dividen atau tidak.
Saham dengan riwayat yang baik menunjukkan bahwa perusahaan itu punya daya tahan yang kuat dan berpotensi terus tumbuh ke depannya.
5. Pilih Saham dengan Dividen yang Stabil
Buat investasi jangka panjang, saham yang rajin membagikan dividen adalah pilihan yang bagus. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, dan ini bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang menarik.
Ciri-ciri saham dengan dividen bagus:
· Rajin membayar dividen setiap tahun.
· Yield dividen yang stabil atau meningkat.
· Perusahaan tetap tumbuh meski membayar dividen.
Beberapa contoh saham yang terkenal sebagai pemberi dividen rutin adalah Bank BRI (BBRI), Unilever (UNVR), dan Telkom Indonesia (TLKM).
6. Jangan FOMO, Beli Saham dengan Valuasi yang Wajar
Banyak investor pemula yang terjebak membeli saham saat harganya sudah terlalu mahal karena FOMO (Fear of Missing Out). Hindari membeli saham hanya karena sedang ramai dibicarakan atau naik tinggi dalam waktu singkat.
Bagaimana cara mengetahui valuasi saham wajar atau tidak?
· Lihat Price to Earnings Ratio (PER): Semakin rendah, semakin murah sahamnya dibanding laba perusahaan.
· Cek Price to Book Value (PBV): Jika PBV di bawah 1, berarti sahamnya tergolong murah.
· Bandingkan dengan kompetitor: Lihat apakah harga sahamnya terlalu tinggi dibanding perusahaan sejenis.
Saham dengan valuasi yang wajar lebih aman untuk investasi jangka panjang dibanding saham yang harganya sudah terlalu mahal.
7. Pilih Saham yang Berada di Sektor yang Tumbuh
Selain memilih perusahaan yang bagus, pastikan juga sektor industrinya punya prospek cerah. Beberapa sektor yang diprediksi akan terus tumbuh dalam jangka panjang adalah:
· Teknologi (seperti saham digital banking dan e-commerce).
· Kesehatan (karena kebutuhan medis akan selalu ada).
· Energi hijau (karena tren global menuju energi ramah lingkungan).
Jika kamu berinvestasi di sektor yang sedang berkembang, peluang untung jangka panjang akan lebih besar.
8. Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Daripada langsung menginvestasikan seluruh uangmu dalam satu waktu, lebih baik gunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Dengan strategi ini, kamu membeli saham secara berkala dalam jumlah yang sama, misalnya setiap bulan.
Keuntungan DCA:
· Mengurangi risiko beli di harga tertinggi.
· Membantu disiplin investasi jangka panjang.
· Memanfaatkan harga rata-rata yang lebih stabil.
Misalnya, kamu punya budget Rp1 juta per bulan untuk investasi saham. Dengan DCA, kamu bisa membeli saham yang sama setiap bulan, tanpa khawatir dengan fluktuasi harga.
Kesimpulan
Memilih saham untuk investasi jangka panjang memang butuh kesabaran dan analisis yang matang. Jangan asal beli hanya karena ikut-ikutan tren, tapi pastikan kamu memilih saham yang: ✔ Fundamentalnya kuat, ✔ Model bisnisnya jelas, ✔ Kinerjanya stabil, ✔ Memberikan dividen rutin, ✔ Berada di sektor yang tumbuh, ✔ Valuasinya wajar.
Dengan strategi yang tepat, investasi saham bisa menjadi alat yang powerful untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan. Jadi, yuk mulai investasi saham dengan bijak dan sabar!