Apa Itu Obligasi dan Bagaimana Cara Berinvestasi di Dalamnya?

Kalau kamu sedang mencari instrumen investasi selain saham dan reksa dana, maka obligasi bisa jadi pilihan menarik! Obligasi sering disebut sebagai investasi yang lebih stabil dan cocok buat orang yang ingin pemasukan rutin. Tapi, sebenarnya apa itu obligasi? Bagaimana cara kerjanya? Dan bagaimana cara berinvestasi di dalamnya? Yuk, kita bahas dengan gaya santai dan mudah dipahami!

KEUANGAN

Aco Nasir

4/1/20253 min read

white concrete building during daytime
white concrete building during daytime

Apa Itu Obligasi dan Bagaimana Cara Berinvestasi di Dalamnya?

Kalau kamu sedang mencari instrumen investasi selain saham dan reksa dana, maka obligasi bisa jadi pilihan menarik! Obligasi sering disebut sebagai investasi yang lebih stabil dan cocok buat orang yang ingin pemasukan rutin. Tapi, sebenarnya apa itu obligasi? Bagaimana cara kerjanya? Dan bagaimana cara berinvestasi di dalamnya? Yuk, kita bahas dengan gaya santai dan mudah dipahami!

1. Apa Itu Obligasi?

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana dari investor. Jadi, ketika kamu membeli obligasi, itu berarti kamu meminjamkan uang kepada penerbit obligasi dalam jangka waktu tertentu. Sebagai gantinya, kamu akan mendapatkan bunga atau kupon yang dibayarkan secara berkala serta pengembalian pokok saat jatuh tempo.

Singkatnya, obligasi itu seperti kamu menjadi “kreditur” dan mendapatkan keuntungan dari bunga yang dibayarkan secara rutin.

Contoh Sederhana

Misalnya, pemerintah menerbitkan obligasi dengan nilai Rp10 juta dan menawarkan kupon (bunga) 6% per tahun dengan tenor 5 tahun. Artinya, jika kamu membeli obligasi ini, kamu akan menerima bunga Rp600.000 per tahun (6% dari Rp10 juta), dan setelah 5 tahun, uang pokok Rp10 juta akan dikembalikan ke kamu.

2. Jenis-Jenis Obligasi

Ada beberapa jenis obligasi yang bisa kamu pilih, tergantung dari siapa yang menerbitkannya dan bagaimana sistem pembayarannya. Berikut adalah beberapa jenis yang umum:

A. Berdasarkan Penerbitnya

1. Obligasi Pemerintah – Diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan negara. Contoh: Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), dan Saving Bond Ritel (SBR).

2. Obligasi Korporasi – Diterbitkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pendanaan. Biasanya menawarkan kupon lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah.

B. Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga

1. Obligasi Kupon Tetap – Memberikan bunga dengan persentase tetap hingga jatuh tempo.

2. Obligasi Kupon Mengambang – Besaran bunga bisa berubah-ubah mengikuti suku bunga acuan.

3. Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond) – Tidak memberikan bunga berkala, tapi dibeli dengan harga diskon dan ditebus dengan harga penuh saat jatuh tempo.

C. Berdasarkan Kepatuhan Syariah

1. Sukuk – Obligasi berbasis syariah yang tidak menggunakan sistem bunga, tetapi menggunakan skema bagi hasil atau akad lainnya yang sesuai syariat Islam.

3. Keuntungan Berinvestasi di Obligasi

Pendapatan Tetap – Kamu akan menerima kupon (bunga) secara berkala, sehingga bisa menjadi sumber pendapatan pasif. ✅ Risiko Lebih Rendah dari Saham – Harga obligasi memang bisa naik turun, tapi cenderung lebih stabil dibanding saham. ✅ Cocok untuk Diversifikasi – Jika kamu sudah punya saham atau reksa dana, obligasi bisa menjadi tambahan investasi yang lebih aman. ✅ Obligasi Pemerintah Dijamin Negara – Kalau kamu membeli obligasi pemerintah seperti ORI atau SR, investasi kamu dijamin 100% oleh pemerintah. ✅ Bisa Dijual Kembali – Beberapa obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder sebelum jatuh tempo.

4. Risiko Berinvestasi di Obligasi

Risiko Gagal Bayar – Jika perusahaan penerbit obligasi bangkrut, ada kemungkinan mereka tidak bisa membayar kupon atau pokok obligasi. ❌ Risiko Suku Bunga – Jika suku bunga naik, harga obligasi di pasar sekunder bisa turun. ❌ Risiko Likuiditas – Tidak semua obligasi bisa dijual dengan mudah sebelum jatuh tempo. ❌ Risiko Inflasi – Jika inflasi tinggi, nilai riil dari kupon yang diterima bisa berkurang.

5. Bagaimana Cara Berinvestasi di Obligasi?

A. Beli Obligasi Pemerintah (ORI, SR, SBR, dll.)

Obligasi pemerintah seperti ORI dan SR biasanya dijual melalui platform investasi online yang ditunjuk oleh pemerintah, seperti bank dan sekuritas. Prosesnya cukup mudah:

1. Daftar di Platform Resmi – Misalnya melalui Bareksa, Bibit, atau bank yang bekerja sama dengan pemerintah.

2. Pilih Jenis Obligasi – Sesuaikan dengan kebutuhanmu.

3. Tentukan Nominal Investasi – Biasanya minimal mulai dari Rp1 juta.

4. Bayar dan Dapatkan Unit Obligasi – Setelah pembayaran dikonfirmasi, obligasi akan masuk ke portofolio kamu.

5. Terima Kupon Secara Berkala – Kupon akan dikirim ke rekening kamu sesuai jadwal.

B. Beli Obligasi Korporasi

1. Cek Penawaran di Bursa Efek Indonesia (BEI) – Bisa dicek melalui sekuritas atau bank.

2. Perhatikan Rating Obligasi – Pilih obligasi dengan rating tinggi agar lebih aman.

3. Beli dan Simpan Hingga Jatuh Tempo – Atau jual kembali di pasar sekunder jika butuh dana cepat.

6. Tips Sukses Berinvestasi di Obligasi

🔹 Pilih Obligasi dengan Rating Tinggi – Cek rating dari lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Moody’s. 🔹 Sesuaikan dengan Tujuan Investasi – Jika ingin pendapatan rutin, pilih obligasi kupon tetap. 🔹 Diversifikasi Portofolio – Jangan hanya invest di satu jenis obligasi, kombinasikan dengan instrumen lain. 🔹 Pahami Risiko – Kenali potensi risiko sebelum membeli. 🔹 Jangan Tergiur Kupon Besar Tanpa Cek Kredibilitas Penerbit – Kupon tinggi biasanya berisiko lebih besar.

7. Kesimpulan

Obligasi adalah instrumen investasi yang cocok buat kamu yang ingin pendapatan pasif dengan risiko lebih rendah dibanding saham. Dengan membeli obligasi, kamu meminjamkan uang ke penerbit (pemerintah atau perusahaan) dan mendapatkan bunga sebagai imbalannya.

Kalau kamu ingin investasi yang aman, obligasi pemerintah seperti ORI dan SR bisa jadi pilihan karena dijamin oleh negara. Sementara itu, obligasi korporasi menawarkan kupon lebih tinggi, tapi dengan risiko lebih besar.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di obligasi? 😉