Apa Itu Literasi Keuangan dan Pentingnya?

Literasi keuangan adalah kemampuan memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan. Penting bagi semua orang untuk menguasai literasi keuangan agar dapat mengelola keuangan pribadi dengan bijak, membuat keputusan investasi yang tepat, dan merencanakan masa depan keuangan yang lebih baik.

KEUANGAN

11/14/20254 min read

photo of white staircase
photo of white staircase

Pernah nggak sih kamu merasa uang itu kayak pasir? Dipegang sebentar, eh… hilang tak bersisa. Baru kemarin gajian, tahu-tahu sudah tinggal angka cantik: Rp 17.348 di akhir bulan. Lalu kita bertanya dalam hati, “Sebenarnya uangku lari ke mana selama ini?”

Kalau kamu pernah di posisi itu, tenang. Banyak orang senasib. Dan justru dari fenomena inilah kita mulai memahami betapa pentingnya literasi keuangan.

Tapi sebelum jauh-jauh mikir tentang investasi, saham, atau rencana pensiun, mari kita mulai dari pertanyaan paling dasar:

Apa sih literasi keuangan itu?

Secara sederhana, literasi keuangan adalah kemampuan kita memahami cara kerja uang dan bagaimana mengelolanya dengan baik.

Tidak harus pintar matematika. Tidak harus ngerti rumus rumit. Yang penting adalah kita tahu prinsip-prinsip dasar seperti:

· Mengatur pemasukan dan pengeluaran

· Menabung dengan cara yang benar

· Menghindari hutang yang merusak hidup

· Merencanakan masa depan

· Paham risiko dan peluang

· Tidak gampang terjebak iming-iming “cuan instan”

Jadi literasi keuangan bukan cuma soal tahu cara menabung. Ini tentang cara berpikir, cara mengambil keputusan, dan cara bertindak dalam hal uang.

Kalau uang diibaratkan kendaraan, maka literasi keuangan adalah SIM-nya. Tanpa SIM, kendaraan tetap bisa berjalan… tapi rawan kecelakaan.

Ilustrasi Sederhana: Kisah Dua Teman

1. Sinta: gaji naik, tabungan tetap nol

Sinta bekerja di kantor dengan gaji yang naik tiap tahun. Tapi anehnya, tabungannya selalu habis. Setiap ada promo, ia tergoda. Setiap ada barang baru, ia ingin beli. Setiap akhir bulan, ia stres.

Padahal kalau dihitung, gajinya cukup banget.

Masalahnya bukan gaji, tapi cara mengelola.

2. Deni: gaji pas-pasan tapi hidup tenang

Deni bekerja sebagai pekerja lepas. Pendapatannya tidak besar. Tapi dia mencatat semua pengeluaran, punya target tabungan kecil, dan selalu menyisihkan sesuatu untuk dana darurat.

Kadang makan sederhana, tapi hidupnya lebih tenang.

Kenapa bisa begitu?
Karena
Deni punya literasi keuangan, sementara Sinta tidak.

Kenapa literasi keuangan penting bagi semua orang?

Ada banyak alasan, tapi mari kita bahas dengan bahasa sehari-hari.

1. Karena uang berpengaruh ke hampir semua aspek hidup

Mau makan, butuh uang.
Mau sekolah, butuh uang.
Mau berobat, butuh uang.
Mau menikah, apalagi— butuh uang.
Mau damai jiwa raga? Lumayan terbantu kalau keuangan teratur.

Aku tidak mengatakan uang adalah segalanya. Tidak. Tapi hidup menjadi lebih berat ketika seseorang tidak mampu mengelola uang yang ada.

Literasi keuangan itu seperti payung. Tidak menghentikan hujan, tapi membuat kita tetap kering.

2. Karena penghasilan besar tidak menjamin hidup aman

Banyak orang punya pola pikir:
"Nanti kalau gajiku besar, baru deh ngatur keuangan."

Padahal kenyataannya justru kebalikannya.
Bahkan orang dengan gaji besar pun bisa bangkrut kalau tidak punya literasi keuangan.

Contoh sederhananya mudah ditemukan:

· Banyak pekerja yang gajinya 10 juta tetap habis tiap bulan

· Banyak orang yang dapat bonus besar tapi tak tahu ke mana uangnya pergi

· Banyak artis atau atlet kaya yang akhirnya terlilit hutang

Artinya apa?
Masalahnya bukan besar kecilnya uang, tapi besar kecilnya kemampuan mengatur uang.

3. Karena dunia sekarang penuh jebakan finansial

Iklan diskon di mana-mana.
Aplikasi belanja tinggal klik.
Pinjaman online muncul menawarkan “solusi cepat”.
Tren gaya hidup yang membuat orang ingin terlihat mampu.
Investasi palsu berkedok “profit 30% per minggu”.

Tanpa literasi keuangan, mudah sekali tergelincir.

Coba bayangkan:
Seseorang yang tidak pernah belajar tentang bunga, risiko, atau perencanaan masa depan—tiba-tiba ditawari pinjol “bunga rendah”.
Apa yang terjadi?
Awalnya terasa ringan, akhirnya berat.

Seperti meminjam uang dari masa depan untuk hidup saat ini.

4. Karena hidup penuh ketidakpastian

Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan.

· Bisa saja tiba-tiba kehilangan pekerjaan

· Bisa saja anak sakit

· Bisa saja harga kebutuhan naik

· Bisa saja terjadi hal yang tidak terduga

Dana darurat, asuransi, rencana pengeluaran—semua itu bagian dari literasi keuangan yang dapat mengurangi kecemasan.

Bukan berarti kita anti risiko, tapi kita siap menghadapinya.

5. Karena literasi keuangan membuat seseorang lebih merdeka

“Orang yang paham mengelola uang tidak mudah dikendalikan oleh harta.”

Ketika seseorang bisa mengatur uang:

· Ia tidak mudah dipengaruhi promo

· Ia tidak silau oleh gengsi

· Ia tidak takut miskin secara irasional

· Ia bisa membuat keputusan berdasarkan nilai, bukan tekanan lingkungan

Ini adalah bentuk kemerdekaan yang sering terlupa.

6. Karena literasi keuangan mengajarkan hidup lebih bijak

Bukan tentang menjadi kaya raya.
Ini tentang menjadi bijak.

Bijak menunda keinginan.
Bijak menentukan prioritas.
Bijak merencanakan masa depan.
Bijak mengelola rezeki yang ada.

Karena uang itu sensitif—ia bisa membuat orang damai, bisa pula membuat orang kacau.
Literasi keuangan membantu kita menjadikan uang sebagai alat, bukan tuan.

Bagaimana literasi keuangan membantu dalam kehidupan sehari-hari?

Berikut beberapa ilustrasi sederhana:

Ilustrasi 1: Mengatur pengeluaran harian

Tanpa literasi keuangan:
“Beli kopi dulu ah, cuma 20 ribu kok.”
Ulangi 20 kali sebulan → 400 ribu hilang.

Dengan literasi keuangan:
“Kalau beli kopi 20 ribu setiap hari, setahun habis 7 jutaan. Lebih baik bikin kopi sendiri.”

Ilustrasi 2: Menghadapi promo paylater

Tanpa literasi keuangan:
“Cicilan cuma 100 ribu per bulan, enteng!”
Tahu-tahu punya 7 cicilan “enteng” sekaligus.

Dengan literasi keuangan:
“Promo boleh, tapi cicilan adalah pengeluaran masa depan. Jangan jebak diri sendiri.”

Ilustrasi 3: Menabung untuk tujuan tertentu

Tanpa literasi keuangan:
“Nanti saja nabung kalau ada sisa.”

Dengan literasi keuangan:
“Nabung dulu di awal. Sisa uang baru dipakai hidup.”
Hasilnya jauh berbeda.

Ilustrasi 4: Menghadapi krisis

Tanpa literasi keuangan:
“Kok tiba-tiba nggak ada uang buat beli obat?”

Dengan literasi keuangan:
“Ada dana darurat untuk kondisi seperti ini. Bersyukur sudah persiapan.”

Manfaat literasi keuangan yang jarang dibicarakan

1. Meningkatkan kualitas hubungan dalam keluarga

Banyak pasangan bertengkar karena uang—bukan karena mereka jahat, tapi karena mereka tidak tahu cara menyamakan visi keuangan.

Literasi keuangan membantu keluarga:

· Menentukan prioritas bersama

· Mengelola pengeluaran transparan

· Menghindari pertikaian yang tidak perlu

2. Meningkatkan rasa percaya diri

Orang yang mengerti cara mengelola uang biasanya lebih:

· Percaya diri

· Tenang

· Tidak mudah panik

· Tidak mudah goyah mengikuti tren

Karena mereka tahu apa yang sedang mereka lakukan.

3. Membantu seseorang membangun masa depan yang bermakna

Tidak semua orang ingin kaya.
Tapi semua orang ingin hidup bermartabat.

Literasi keuangan adalah jembatan menuju tujuan itu.

Jadi, bagaimana memulai literasi keuangan? (Langkah sederhana)

1. Catat pengeluaranmu sekecil apa pun

2. Gunakan uang dengan sadar, bukan impulsif

3. Sisihkan tabungan di awal, bukan di akhir

4. Bangun dana darurat

5. Hindari hutang tidak perlu

6. Belajar tentang investasi secara perlahan

7. Tetapkan tujuan keuangan yang realistis

8. Biasakan hidup sesuai kemampuan, bukan gengsi

Tidak harus sempurna. Yang penting adalah konsisten.

Penutup: Literasi keuangan adalah perjalanan seumur hidup

Mengelola uang bukan skill yang dipelajari sekali lalu selesai.
Ini perjalanan panjang—seumur hidup—karena kondisi hidup selalu berubah.

Hari ini mungkin fokus menabung.
Besok bisa fokus keluar dari hutang.
Lusa belajar investasi.
Bulan depan belajar mengatur uang keluarga.

Yang penting adalah kita terus belajar.

Karena pada akhirnya, literasi keuangan bukan cuma soal menjadi kaya.
Tetapi bagaimana kita bisa hidup lebih tenang, lebih teratur, dan lebih bermakna—tanpa harus dikejar-kejar uang setiap bulan.

Dan itulah esensi literasi keuangan:
membebaskan hidup dari kekacauan finansial, agar kita bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.